22 Juni 2009


ARTI SEBENARNYA PERKATAAN “KEUNTUNGAN ”

Didalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar sebuah perkataan yang banyak sekali digunakan oleh orang-orang yaitu perkataan nafa’ yakni keuntungan. Para pedagang didalam perniagaan mereka sangat bertumpu kepada perkataan ini sekalipun perniagaan itu kecil. Orang-orang peniaga yang kadar perniagaannya mencapai milyaran dollar mereka selalu memikirkan bagaimana untuk mendapatkan nafa atau keuntungan sebanyak-banyaknya. Yang kadangkala selain mereka menggunakan cara-cara usaha yang legal (halal) dalam dunia sekarang ini manusia mencari keuntungan dengan cara yang tidak benar atau illegal (haram) juga. Atau banyak juga orang-orang yang tidak mempunyai sangkut paut secara langsung dengan perniagaan itu namun mereka dengan cara lain berusaha untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari perniagaan yang tengah mereka lakukan itu. Dan cara demikianlah orang seperti itu berusaha meraih keuntungan sebanyak mungkin.Hazrat Saeed Bin Abi Wardaa r.a. meriwayatkan dari Hazrat Rasulullah saw katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda : “ Setiap orang Muslim diharuskan memberi sadqah. Para sahabah bertanya , Ya Rasulullah !! Bagaimana bagi orang yang tidak mempunyai kemampuan untuk memberi sadqah? Beliau bersabda : Ia harus berusaha keras untuk mencari sesuatu dengan tangannya sendiri, dari hasilnya ia sendiri akan mendapat faedah dan dia bisa memberi sadqah juga kepada orang lain. Mereka berkata, hal itupun jika tidak bisa dilakukan, bagaimana? Beliau bersabda : Ia hendaklah menolong orang yang memerlukan sesuatu bantuan. Para sahabah berkata, jika hal itupun tidak bisa dilakukan bagaimana? Rasulullah saw bersabda : “Hendaklah dia berbuat suatu amal kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan, maka itulah sadqah baginya.”
Ada sebuah hadis lagi diriwayatkan oleh Hazrat Abu Hurairah r.a. katanya, Rasulullah saw bersabda : “ Seorang telah melihat sebatang pokok (pohon) kayu telah runtuh menghalangi jalan orang yang lewat disitu. Orang itu berkata : Demi Allah pokok kayu ini akan saya singkirkan dari jalan ini supaya orang-orang Muslim yang lewat disini tidak mendapat kesuiltan.” Allah swt sangat senang atas perbuatannya itu sehingga Dia memasukkannya kedalam surga.” Sebuah hadis lagi yang diriwayatkan oleh Hazrat Abu Said Al Khudri r.a. katanya, Hazrat Rasulullah saw bersabda : “ Orang yang menyembunyikan ilmu pengetahuan yang menurut pandangan Allah swt ilmu itu bisa memberi keuntungan atau memberi faedah kepada manusia, maka sebagai hukumannya pada hari Qiyamat Allah swt akan memasangkan tali kekang (tali kendali) dari api pada mulutnya.”
Jadi bagi seorang mukmin memperbanyak harta kekayaannya dan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari pada hartanya bukanlah suatu keuntungan yang sejati baginya. Keuntungan yang sejati orang-orang mukmin adalah yang berusaha mencari keridhaan Allah swt yang kekal dan yang Account book-nya (buku rekeningnya) akan dibuka dan ditentukan pada hari Qiyamat.” Didalam hadis-hadis tersebut yang pertama kali telah disebutkan oleh Hazrat Rasulullah saw untuk memperoleh keuntungan adalah sadqah. Yang dibelanjakan untuk membantu keperluan sandang dan pangan orang-orang yang sangat memerlukan, orang-orang fakir, orang-orang miskin, dan bagi orang-orang yang sangat susah tidak berdaya.
Didalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Hazrat Aisyah r.a. katanya, pada suatu ketika beliau menyembelih seekor kambing dan dagingnya dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin dan sedikit saja dari padanya disisihkan dirumah beliau. Ketika Hazrat Rasulullah saw bertanya kepada Hazrat Aisyah berapa bagian dari daging kambing yang disembelih itu disimpan dirumah? Hazrat Aisyah r.a. menjawab : “ Semua daging telah saya bagikan kepada fakir miskin, kecuali yang tersisa hanya segenggam tangan saja.” Maka Hazrat Rasulullah saw bersabda : “ Selain dari segenggam daging ini semua daging terselamat. Sebab pahala yang sesungguhnya akan diperoleh dari semua daging yang telah dikeluarkan untuk mendatangkan faedah bagi orang lain, dan dari situlah keuntungan sesungguhnya yang akan diperoleh. Dan keuntungan itulah yang akan tersimpan. Demikianlah teladan dari seorang Insan Kamil. Beliau tidak mengharapkan keuntungan dari benda-benda dunia. Dan tujuan beliau setiap sa’at semata-mata untuk meraih keridhaan Allah swt. Setiap manusia tidak bisa meraih kedudukan seperti yang telah beliau peroleh. Akan tetapi dengan menegakkan teladan seperti itu beliau saw telah memberi pelajaran kepada kita bahwa kita harus selalu memikirkan keuntungan bagi orang-orang fakir-miskin dan perhatian kita harus selalu tertuju kepada nilai keuntungan yang bisa diperoleh dari Allah swt. Apa yang telah beliau saw jelaskan itu sangat penting sekali bagi semua sehingga ketika seorang sahabah bertanya : Ya Rasulullah, jika seseorang tidak mendapat kekuatan untuk memberi sadqah apa yang harus dilakukan ? Beliau saw bersabda :” Hendaklah ia berusaha keras untuk mencari sesuatu dengan tangannya sendiri, dari hasilnya ia sendiri akan mendapat faedah dan orang lain juga akan mendapat faedah dari padanya. Janganlah kita menjadi beban bagi bangsa. Jika kalian berusaha mencari nafkah dan tidak menjadi beban bagi bangsa, maka selain itu kalian tidak akan menjadi tangan peminta-minta, melainkan menjadi tangan yang selalu memberi, kemudian akan menjadi orang penerima keridhaan Allah swt ”